Kementan Gandeng Kadin Genjot Ekspor dan Investasi Pertanian

By Admin

nusakini.com-Denpasar-Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan penandatangan nota kesepahaman dengan Kadin seluruh Indonesia untuk melakukan sinergitas stabilisasi ketersedian pasokan pangan, percepatan investasi, dan peningkatan ekspor komoditas. 

Amran mengatakan penyumbang inflasi tertinggi saat ini adalah komoditas pangan yang berasal dari sektor pertanian. Sehingga, komoditaspertanian harus dijaga dari segi pasokan dan harga untuk menjaga inflasi dalam negeri. 

Menurutnya, jika perjanjian antara Kementan dengan Kadin pada sektor pertanian dilakukan, maka diharapkan akan mampu menekan inflasi pada kisaran 3%-3,2% hingga akhir tahun ini. 

Mentan berharap Kadin Daerah mulai memaksimalkan produksi dan menjaga harga pangan. Dia pun mengharapkan anggota Kadin untuk tidak memaksimalkan untung tetapi mampu menjual komoditas dengan harga yang mampu diterima masyarakat. 

Selain itu, perjanjian ini, akan memastikan adanya pemutusan mata rantai panjang dalam distribusi komoditas pertanian yang selama ini mempengaruhi harga. 

“Kita mengharapkan dari pada mencari untung 500% - 700%, alangkah indahnya untung 100% saja bagi pengusaha sudah bagus,” katanya usai acara penandatangan kerja sama Kemetan dan Kadin di The Anvaya Beach and Resort Bali, pekan lalu.

Kata dia, lewat perjanjian ini, anggota Kadin juga akan dipermudah dalam melakukan investasi dan ekspor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Apalagi, pada 2017 lalu, telah terjadi peningkatan nilai eskpor produk pertanian hingga 24% dbandingkan tahun sebelumnya. 

Menurutnya, potensi kegiatan ekspor dan investasi sebagian besar dimiliki anggota Kadin. Masing-masing Kadin di daerah pun diminta untuk memaksimalkan produksi pertanian mereka. 

“Kami ingin pertumbuhan ekonomi terjadi di seluruh Indonesia, jangan hanya berpusat di Jakarta, dengan kondisi seperti sekarang ini ada pelemahan rupiah, salah satunya caranya adalah mendorong ekspor dan mempercepat investasi,” katanya. 

Kemudahan Investasi 

Sementara, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani mengaharapkan perjanjian ini akan segera berjalan sebab akan memberikan dampak luas ke masyarakat.

Jika nantinya, investasi anggota Kadin dipermudah, maka secara tidak langsung akan mampu menjaga stabilitas harga dan pasokan, serta mendorong ekspor hingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat. 

Menurutnya, investasi di sektor pertanian juga sangat penting. Sebab, pertanian adalah sektor terbesar menyerap tenaga kerja Indonesia. Kata dia, dari 130 juta tenaga kerja, 30%-31% ada di sektor pertanian. 

“Tidak ada sektor yang tinggi penyerapan tenaga kerjanya selain pertanian, ini ujung tombak kita, menciptakan lapangan pekerjaan, SDM handal,” katanya. 

Berdasarkan Data Kementerian Pertanian menyebutkan, nilai produksi pertanian pada 2017 mencapai Rp 1.344 triliun atau naik Rp 350 triliun dibandingkan 2013. Peningkatan itu, ia melanjutkan, menandai penyediaan bahan pangan dari produksi dalam negeri mengalami peningkatan.  

Selain itu, pada 2017 ekspor Indonesia mencapai 168,81 miliar dollar AS, naik 16,26 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 145,18 miliar dollar AS. Sementara, nilai ekspor di sektor pertanian mencapai Rp 440 triliun pada 2017 meningkat 24 persen.  

  Untuk mendukung upaya pemerintah mengendalikan neraca perdagangan, Kementerian Pertanian berupaya mengembangkan 13 komoditas substitusi impor, yakni gandum, tebu, sapi/daging sapi, kedelai, kapas, susu, bawang putih, kacang tanah, dan pati ubi kayu. Komoditas tersebut sangat dimungkinkan untuk disubstitusi dengan komoditas yang sama atau komoditas lain yang dapat dikembangkan di Indonesia.

Untuk itu, pemerintah memperkirakan akan ada kebutuhan total investasi komoditas substitusi impor sebesar Rp 68,08 triliun atau Rp 13,62 triliun per tahun. Investasi ini akan memberikan penciptaan total kesempatan kerja sebesar 1,87 juta orang, atau 0,37 juta orang per tahun, serta potensi penghematan devisa Rp 83,76 triliun selama 5 tahun.  

Seperti diketahui, saat ini, investasi pertanian mencapai Rp 45 triliun pada 2017 atau naik 14 persen per tahun sejak 2013. Sementara itu, tren nilai investasi pertanian PMA-PMDN selama 2014-2017 naik 42,94 persen atau 10,74 persen per tahunnya. (p/ab)